PASUNDAN POST | SUKABUMI — Kasus kematian Suherlan alias Samson (33) setelah diduga dikeroyok massa di Kampung Cihurang, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi menjadi sorotan dari Anggota Dewan.
Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi Fraksi PKB, Hamzah Gurnita menilai tragedi ini tak lepas dari lemahnya sistem penanganan ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah.
"Kasus Samson bukan hanya soal kriminalitas, tetapi juga kegagalan sistem dalam menangani individu dengan gangguan mental dan sosial," kata Hamzah, kepada awak media pada Senin (24/2/2025).
Pasca keluar dari perawatan di RSJ Marzoeki Mahdi, Bogor, kata Hamzah, Samson seharusnya mendapatkan pendampingan dan rehabilitasi lanjutan.
"Namun, tidak ada langkah konkret yang dilakukan pemerintah daerah untuk memastikan keselamatannya maupun masyarakat sekitar," kata dia.
Menurutnya, seharusnya ada program yang menjamin pasien seperti Samson tetap diawasi agar tidak kembali mengancam dirinya sendiri maupun masyarakat.
Seperti diwartakan sebelumnya, Samson dikenal warga sebagai sosok yang kerap meresahkan.
Ia sering berteriak tanpa arah, membawa senjata tajam, hingga melakukan tindakan tidak senonoh di tempat umum. Namun, respons pemerintah daerah terhadap situasi ini dinilai terlalu lambat.
Dinas Sosial seharusnya turun tangan lebih awal. Orang-orang seperti Samson bukan hanya masalah hukum, tetapi juga masalah sosial.
"Jika sejak awal ada pendampingan serius, baik dalam bentuk pengobatan berkelanjutan, rehabilitasi, atau bahkan solusi ekonomi bagi keluarganya, mungkin situasinya tidak akan berakhir tragis seperti ini," ujarnya. (*)