CIANJUR - Banyak guru pensiun di Kabupaten Cianjur terancam mengalami krisis guru. Jumlahnya tak main-main, sampai dengan tahun 2024 saja kekurangan guru diperkirakan menembus angka 18.750 guru.
Disisi lain, hampir 9.698 guru masih berstatus sebagai pegawai honorer dengan gaji dan kesejahteraan yang dapat dikatakan minim.
Meski pemerintah telah melakukan berbagai cara untuk mengatasi hal tersebut, salah satunya yaitu melalui pengadaan guru ASN/ PPPK.
Tentunya, kebijakan tersebut merupakan cara pemerintah berupaya menyeimbangkan kondisi kekurangan guru yang ada.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cianjur Ruhli, menerangkan, jumlah guru tingkat sekolah dasar (SD) saat ini mencapai 11.510 orang.
Menurutnya, data tersebut dikurangi dengan yang sudah berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) sebanyak 4.350 dan selebihnya ialah masih status tenaga honorer.
Sementara, untuk tingkatan Sekolah Menengah Pertama (SMP), tercatat ada 4.865 orang guru dengan status ASN sebanyak 2.357 dan sisanya ialah tenaga honorer.
"Idealnya untuk SD ada 13.500 guru dan SMP sebanyak 5.250 guru. Dan yang sekarang mengisi pun hanya sekitar 40 persen yang statusnya ASN, baik PNS ataupun PPPK," ucap Rully kepada wartawan baru baru ini.
Ruhli menambahkan, kondisi tersebut diperburuk dengan banyaknya ASN guru yang pensiun setiap tahunnya. Tercatat pada 2023 lalu sebanyak 400 orang guru yang pensiun. Sedangkan di tahun depan diperkirakan ada 600 guru yang pensiun.
"Pada 2022 lebih banyak lagi ada sekitar 700 guru yang pensiun. Jadi bukan hanya banyak diisi tenaga honorer, tetapi yang ASN juga banyak yang memasuki masa pensiun," ujarnya.
"Bahkan di selatan ada yang satu sekolah itu hanya diisi oleh satu guru PNS, yakni hanya kepala sekolahnya. Selebihnya tenaga honorer," tambahnya.
Ruhli menjelaskan, dengan adanya program pengangkatan 2.800 PPPK ditahun 2023 krisis kekurangan guru terbantu.
Meski diakuinya Ruhi, untuk menuntaskan pengangkatan hingga seluruh guru berstatus ASN perlu 10 tahun lagi. Sehingga target dalam beberapa tahun tidak ada lagi honorer sangat tidak dimungkinkan.
"Kalau dengan kuota 700 orang guru yang diangkat jadi PPPK per tahun, butuh sekitar 10 tahun baru tidak ada lagi yang honorer. Kecuali pemerintah pusat menambah kuota hingga ribuan orang per tahun, kemungkinan akan secepatnya seluruh guru di Cianjur berstatus ASN, sehingga tidak terjadi krisis guru," ungkapnya.
Sementara, Ketua PGRI Kabupaten Cianjur Sukirman, mengatakan jumlah guru di Cianjur memang krisis, sebab selama ini kekurangan jumlah guru diisi oleh tenaga honorer.
"Memang kebanyakan sekarang honorer. Makanya saya harap ada penambahan kuota untuk ASN guru, baik pengangkatan menjadi PNS ataupun PPPK. Sehingga guru di Cianjur bisa lebih diperhatikan nasibnya, terutama yang bertugas di wilayah selatan," pungkasnya. (Ddy)