Notification

×

Iklan

Iklan


20 Hektar Sayuran di Desa Ciengang Sukabumi Gagal Panen

Minggu, 03 September 2023 | 19:05 WIB Last Updated 2023-09-03T12:24:28Z
PASUNDAN POST ■ SUKABUMI - Puluhan hektare lahan pertanian holtikultura di wilayah Desa Ciengang, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi, mengalami gagal panen. Ini disebabkan lantaran saluran air yang berfungsi mengairi lahan pertanian warga mengering, akibat musim kemarau panjang tahun ini.

Kepala Desa Ciengang, Yudius Hidayat Bagja megatakan kaitan dengan dampak El Nin, telah mengakibatkan dampak yang signifika untuk masyarakat di Desa Cengang, khusus kepertanian. Seperti hortikultura dan komoditi kopi. 

"Yang hari ini dengan dampak tersebut, mengakibatkan kerugian buat masyarakat. Nah, pertama yaitu gagal dari hasil panennya," Minggu (03/09).

Berdasarkan data yang tercatat di Desa Ciengang, sambung Yudius, lahan pertanian di wilayah desa yang tengah dipimpinnya tersebut, memiliki lahan dengan luas lebih dari 30 hektare. "Dari 30 hektare itu, ada sekitar 20 hektare lahan pertanin holtikultura khususnya yang melaporkan ke desa kita telah mengalami gagal panen," ujarnya.

20 hektare lahan pertanian yang kini mengalami gagal panen itu, masih kata Yudius, berada di wilayah Kedusunan Cibogo, Cigaluga, Cikaret dan Kedusunan Cileguk. Semua kedusunan yang mengalami gagal panen ini, lokasinya berada di daerah perbukitan. "Mayoritas di kedusunan itu, mereka menanam holtikultura. Seperti cabai, tomat, brokoli, kacang panjang dan lainnya," timpalnya.

Gagal panen puluhan hektare lahan pertanian holtikultura di wilayah desa tersebut, sangat merugikan para petani di Desa Ciengang. Karena, biaya produksi yang mereka keluarkan, mulai dari menaman sayuran, tidak bisa terkembalikan. Karena, gagal panen. "Kalau untuk jumlah kerugiannya, kami belum tahu yah, karena belum diinventarisir. Tapi, yang jelas para petani merugi karena gagal panen itu," tandasnya.

Sementara itu, salah seorang petani di perkebunan Agro Sukses, Kedusunan Cibogo, Muliono (54) mengatakan, kemarau panjang tahun ini telah berdampak buruk terhadap pertanian holtikultura. Bahkan, banyak tanaman sayuran yang ia tanam telah mati karena kekurangan pasokan air.

"Akibat kekeringan ini, banyak tanaman sayuran gagal panen. Iya, kalau tanaman besar mungkin bisa kuat. Tapi, kalau tanaman sayuran holtikultura pengaruhnya besar sekali dan banyak yang layu. Bahkan kaya gosong gitu daunnya, karena tidak teraliri air," jelasnya.

Menurutnya, tanaman holtikultura ini biasanya ia siram menggunakan air setiap harinya dua kali, tepatnya saat pagi dan sore hari. Namun, karena kemarau dan air sungai mengalami penyusutuan atau kekeringan, akhirnya ia tidak bisa menyiram tanaman holtikultura, secara maksimal.

"Saya menanam holtikultura itu, ada sekitar 3 hektare. Kalau lagi bagus airnya, saya bisa menghasilkan cabai merah itu, sebanyak 5 ton dari luas tanam 3 hektare itu. Tapi, kalau kekeringan begini, 1 kwintal juga tidak akan sampai. Karena, banyak yang mati tanamannya," bebernya.

Ia menambahkan, kondisi kekeringan hingga menyebabkan lahan pertanian gagal panen ini, sudah dilaporkan kepada pemerintah desa setempat. Namun, para petani dan pemerintah desa, tidak bisa berbuat banyak untuk mencari solusi dalam meminimalisir terjadinya kekerinhan tersebut. "Sudah saya laporkan. Tapi bagaimana yah pak, ini kan kondisi alam, jadi susah juga. Karena, bukan hanya saya saja yang gagal panen itu, petani di atas bukit sana juga sama banyak yang mengalami gagal panen. Ini kekeringan itu, sudah berlangsung sekitar 2 bulan terkahir," pungkasnya. *(M.Afnan).
×
Berita Terbaru Update