PASUNDAN POST ■ CIANJUR - Komisi A DPRD Cianjur memfasilitasi audensi bersama atas permasalahan Kades Wargasari, Kecamatan Kadupandak,Kabupaten Cianjur.
Musyawarah itu dihadiri LBH Cianjur, pihak Kades Djuanda yang didampingi kuasa hukum, dan pihak Kecamatan Kadupandak serta Pemkab Cianjur yang diwakili Kabag Hukum.
Dalam musyawarah yang diselenggarakan di Gedung DPRD Cianjur berlangsung panas mengingat saling klaim perihal tuntutan beberapa pihak yang ingin Kades Djuanda diberhentikan.
Diketahui sebelumnya, Kepala desa Djuanda terlibat masalah hukum karena dugaan masalah perempuan.
Wakil Ketua Komisi A DPRD Cianjur M. Isnaeni mengatakan, pihaknya menanyakan sudah sejauh mana menindaklanjuti
Alhasil Pemkab Cianjur melalui Camat telah melayangkan surat teguran sesuai dengan arahan dari Inspektorat.
"Dalam surat itu intinya menyatakan bahwa Kepala Desa untuk menindaklanjuti, ternyata dari ke 1,2,3 tidak di indahkan," katanya.
Sementara LBH Cianjur yang diwakili oleh Erwin Rustina mengatakan, pihaknya juga menyoroti terkait Kades Wargasari, Kecamatan Kadupandak yang tidak mengindahkan surat teguran.
Pihaknya pun sebagai pihak dari BPD Desa Wargasari telah berkirim surat kepada Bupati Cianjur, perihal rekomendasi pemberhentian Kepala Desa Wargasari.
"Bahwa, Bupati Cianjur melalui Camat Kadupandak, sudah memberikan 3 (tiga) kali teguran tertulis selaku Kepala Desa Wargasari, Kecamatan Kadupandak, akan tetapi saudara Juanda tidak melaksanakan teguran tertulis diatas," Kata Erwin Rustina.
Disisi lain kuasa hukum dari Kades Djuanda Anton M. Salim mengatakan, kliennya telah mengakui kesalahannya dan beritikad baik dengan mendatangi para tokoh di Desa Wargasari.
“Saya sebagai kuasa hukumnya sangat berterimakasih kepada Camat yang telah memfasilitasi, saya sebagai warga Cianjur menghendaki adanya islah dari sisi pribadi, pemerintahan,” katanya.
Salah satu tokoh masyarakat Desa Wargasari Lemos berpendapat, permasalahan ini sudah selesai dengan permintaan maaf dari Kades Djuanda.
Justru menurutnya, malah muncul pihak-pihak baru yang menginginkan Kades Djuanda diberhentikan.
“Sebenarnya sudah ada itikad baik, dengan melakukan permohonan maaf secara door to door tetapi malah muncul pihak-pihak baru,” tandasnya.(Ddy)