PASUNDAN POST ■ CIANJUR - Kepala Desa (Kades) Cimacan Deden Ismail berharap masalah kenaikan retribusi Cibodas oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur dengan warga segera selesai. Tanpa harus memberatkan para pedagang dan pendapatan asli daerah (PAD) pun bisa tetap tercapai.
Saat ini menurut Deden,terdapat 700 pedagang usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menumpukan harapan penghasilannya di kawasan wisata Cibodas.
"Mereka (red_para pedagang) rata - rata asli warga desa Cimacan, usaha mereka dari mulai pedagang sovenir, baju atau pakaian dan makanan oleh oleh khas Cibodas," kata Deden kepada wartawan.Rabu (18/10/2022).
Diakui Deden, pasca Pemkab Cianjur telah menaikan harga retribusi yang baru. Sesuai dengan peraturan bupati (Perbup) nomor 7 Tahun 2022 tentang penyesuaian tarif kebun raya Cibodas menjadi Rp 18 ribu.Para pedagang Cibodas mulai mengeluhkan sepinya pengunjung.
Menurut Deden, berkurangnya para pengunjung disebabkan karena terlalu mahalnya biaya masuk menuju kawasan Cibodas dari sebelumnya hanya Rp 7 ribu/orang kini naik menjadi Rp 18 ribu/orang .
Tentunya lanjut Deden,naiknya harga retribusi yang dinilainya tidak rasional tersebut. Sangat berimbas pada menurunnya omset para pedagang.
"Terakhir,untuk tahun 2019 sebelum Covid-19 melanda dan retribusi belum naik.Angka pengunjung Cibodas per tahun saja bisa mencapai 900 ribu orang dan data itu saya dapatkan dari LIPI atau kalau sekarang data BRIN," ujarnya.
"Dan data itu hanya masuk ke kawasan Kebun Raya Cibodas (KRC) saja. Belum lagi data pengungjung ke wisata lainnya yang ada di Cibodas," tambahnya.
Deden pun berharap, saat ini upaya Pemerintah Desa (Pemdes),Badan Permusyawatan Desa (BPD) Cimacan bersama perwakilan para pedagang Cibodas untuk menyampaikan keluhan tersebut kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Cianjur. Bisa terpenuhi.
"Pertemuan BPD dan perwakilan para pedagang kan sudah disampaikan ke Dewan kemarin. Mudah - mudahan secepatnya bisa terlaksana," tandasnya.(Ddy)
