PASUNDAN POST ■ Saefulah (54 tahun) atau yang dikenal dengan sebutan Along Warga Desa Cicantayan, Kampung Cicantayan RT 5/1 no.20, merupakan salah seorang petani di ladang kebun Selagombong Girang, Cicantayan yang kini menjadi tempat kemunculan diduga harimau.
Ditemui di ladang milik Sugandi (58 tahun) pada Kamis, (21/7/2022) sambil menangis Along mengatakan bahwa dia harus membiayai pengobatan anaknya yang memiliki penyakit epilepsi setiap hari 50-200 ribu.
"Penghasilan dari ladang ini perhari 50-100 ribu," ujarnya.
Along menuturkan anaknya menderita penyakit tersebut sejak umur 1 tahun, hingga sekarang umur 15 tahun tak kunjung sembuh.
"Sudah banyak upaya yang saya lakukan untuk kesembuhan anak saya ini, dari mulai ke ustad hingga ke dokter," ujarnya.
"Dia dulu masih mau sekolah sampai tamat SMP, tapi untuk lanjut ke SMA dia malu karena sebelumnya sering kambuh penyakitnya saat sedang sekolah," ujar Along.
Along mengaku anaknya tersebut sering mendapatkan perlakuan yang berbeda oleh teman sebayanya sewaktu sekolah karena faktor ekonomi dan penyakit yang dia miliki.
Dengan kemunculan diduga harimau ini membuat Along ketakutan dan trauma karena pernah melihat hewan tersebut, namun dia tetap memaksakan untuk melawan rasa takutnya untuk pergi ke ladang karena ini satu-satunya sumber penghasilan yang dia miliki.
"Penghasilan saya menjadi ikut berkurang karena waktu di ladang menjadi sebentar," ujar Along.
Along mengatakan bahwa ladang garapannya memiliki jarak yang jauh dengan garapan petani-petani lain.
"jadi waktu saya diladang sudah terbatas karena takut dengan hewan tersebut, kalau tidak ada teman diladang saya tidak berani," ujarnya.
Along mengaku dia terbantu dengan adanya BPJS Kesehatan, "Dari BPJS itu bisa menutup biaya membeli obat 1-2 minggu perbulannya," ujarnya.
"Semoga keresahan yang diakibatkan oleh hewan tersebut segera diatasi dan hilang oleh pihak terkait, agar para petani ladang dapat beraktivitas dengan tenang tanpa ancaman hewan itu," ujar Along dengan penuh harap. (M. Afnan)