Foto : Ilustrasi
PASUNDAN POST ■ Diduga depresi akibat lama tak memiliki penghasilan seorang ayah dari 2 anak warga Kampung Babakan Jati RT.O4/06 Kedusunan Cidahon Desa Mekarsakti Kecamatan Ciemas Sukabumi, Jawa Barat, nekad mengakhiri akhiri hidup dengan gantung diri.
Informasi dihimpun Pasundanpost.com, Misbah (40 tahun) yang mempunyai 2 anak tersebut depresi, setelah sekian lama mencari kerja tetapi belum juga mendapatkan pekerjaan sehingga mengakhiri hidupnya dengan cara menggantung lehernya di atas pohon Ketapang, pada Rabu (11/05/2022)
Korban pertama kali ditemukan oleh Abe (47 tahun) paman korban, ketika tengah mencari rumput di aliran Sungai Cikoneng sekitar pukul 16: 00 Wib.
“Awalnya saya mau mengambil rumput buat pakan ternak, waktu itu kebetulan saya menggunakan sepeda motor. Tidak lama setelah itu sayapun berhasil mengarit rumput dan mengikatnya. Ketika saya hendak mengangkat rumput tersebut ke atas jok motor, saya melihat korban seperti sedang berdiri dari kejauhan, lalu saya pangil- pangil nama korban, namun korban tidak menjawab,"ujar Abe
Lebih anjut Abe, karena penasaran kenapa dia tidak menjawab panggilan saya, saya kemudian mendekat ke arahnya. Kemudian saya sangat terkejut ternyata posisi korban dalam keadaan tergantung
“Karena terkejut dan takut, saya kemudian lari ke jalan dan meminta bantuan kepada warga sekitar, bahwa ada korban gantung diri” jelas Abe
Sementara menurut Ida, keponakan korban, sebelum bunuh diri korban pernah mengeluh terkait masalah pekerjaan selama pandemi Covid -19.
“Dia mengeluh sudah 2 Tahun lebih mencari kerja, tetapi sangat susah sekali untuk bisa mendapatkan pekerjaan,” kata Ida
Ida juga mengatakan obrolan terakhir kali ia dengan korban, adalah sebuah harapan dari korban, yang ingin memiliki sebuah rumah dan ingin dekat dengan keluarga
“Terakhir kali, korban mengutarakan yang dia ingin sekali mempunyai rumah serta berdekatan dengan orang tuanya,” tambah Ida
Ida mempunyai asumsi bahwa korban sedang stres dan deperesi
“Jadi menurut saya mungkin korban sedang depresi, akibat lama mengangur. Pernah ada kerjaan, tapi itu hanya beberapa kali saja. Di masa pandemi dalam setahun paling cuma satu atau dua bulan saja korban mendapatkan pekerjaan. Selebihnya menganggur,” tandasnya Ida. (Red).