PASUNDAN POST ■ Seorang wali murid dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) Assaidiyyah di Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur,Jawa Barat. Mengeluhkan banyaknya iuran yang diminta pihak sekolah.
Ia menuturkan, pihak sekolah melalui hasil musyawarah yang digagas komite sekolah, kerap meminta iuran kepada orang tua siswa untuk membayar berbagai kebutuhan sekolah.
"Untuk memperluas lahan sekolah saja kami harus dibebankan patungan untuk membayar sebuah lahan kosong dekat sekolah milik warga," ungkapnya kepada wartawan. Kamis (20/1/2022).
Ia menambahkan selain adanya sumbangan untuk membeli lahan warga, pihaknya juga harus diwajibkan membayar berupa buku paket sekolah sebesar Rp 700 ribu hingga 800 ribu.
Pembayaran buku paket tersebut, menurutnya harus dibayar pihak orang tua murid setiap menjelang ajaran baru.
"Belum lagi kita dibebankan harus membayar iuran bulanan sekolah, namun tidak dipatok sih tergantung kemampuan orang tua masing - masing dari Rp 50 ribu/bulan sampai dengan Rp 80 ribu/bulan," bebernya.
"Kami bingung kenapa selalu ada iuran, padahal sekolah sudah ada dana BOS yang kami sesalkan juga tidak semua orang tua murid di sekolah ini secara ekonomi mampu untuk membayar kewajiban iuran itu," sesalnya.
Sementara itu,Humas MI Assaidiyyah Imam Sapta mengatakan, pihak sekolah tidak menapik terkait adanya tudingan seorang wali murid harus dibebankan membayar sejumlah iuran kebutuhan sekolah.
Namum Imam bardalih, bahwa sejumlah iuran yang diwajibkan kepada orang tua siswa tersebut berdasarkan kesepakatan yang sudah dimusyawarahkan antara pihak sekolah dan orang tua siswa.
"Semua iuran tersebut sudah berdasarkan kesepakatan dan ujungnya kita kembalikan lagi ke siswa,seperti contoh untuk membayar buku itu untuk kebutuhan siswa bukan untuk guru," bebernya.
Menurut Imam, kenapa setiap ajaran baru pihak sekolah membebankan siswa harus membayar sejumlah buku (red_paket). Karena selain didapatkan dari sekolah buku tersebut juga untuk menunjang siswa belajar dirumah.
"Dan perlu kami jelaskan juga tidak semua bantuan operasional sekolah (BOS) yang sudah dikucurkan oleh pemerintah tidaklah menutupi semua kebutuhan sekolah ini,seperti infak bulanan kita bebankan dan sesuai kemampuan setiap masing masing siswa saja," terangnya.
Iman mengungkapkan, saat ini jumlah siswa yang dimiliki MI Assaidiyyah yakni sebanyak 600 siswa dengan bantuan tenaga pengajar atau guru sebanyak 26 orang,dua diantaranya sudah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS).
"Misal contoh bantuan pemerintah yang dikucurkan Rp 100 juta, dari bantuan tersbut hanya 10% yang dialokasikan untuk honorarium guru,bisa dibayangkan setiap bulannya kami berpikir untuk menutupi semua kebutuhan sekolah," ucapnya.
"Dan perlu kami sampaikan kepada pihak orang tua juga kalau ada keluhan semacam ini hendaknya dikomunikasikan dengan pihak sekolah,dan apa yang orang tua sudah berikan untuk sekolah ini kami pertanggung jawabkan,seperti fasilitas sekolah semua ada catatannya," tandasnya. (Ddy)