PASUNDAN POST ■ Arin Agistia Sudirwan, bayi cantik dari pasangan Deden Sudirwan (37) dan Inten Pratiwi Ambarwati (27), warga Kampung Tenjojaya RT. 02 RW.01 Desa Tenjojaya Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, terbaring lemah di RSUD Sekarwangi Cibadak akibat menderita penyakit hidrosefalus.
Arin harus menerima rasa sakit yang dideritanya yang disebabkan lahir prematur dan kelainan genetik.
Pada usianya yang masih 2.5 bulan ini, ia harus berjuang melawan rasa sakit. Sang ibu, Inten Pratiwi mengatakan saat ini anaknya dirawat di RSUD Sekarwangi, dokter sudah menyarankan untuk segera di operasi, kondisi kepala Arin saat ini sudah mengalami kelainan.
Inten menyebutkan, anaknya lahir di tanggal 24 Agustus 2021, bobot Arin seberat 1.85 Kilogram, lahir dalam keadaan prematur secara caesar di RSUD Sekarwangi Cibadak dan pulang dengan masih terpasang selang orogastric tube (OGT).
"Waktu lahir, Arin itu prematur, lahirannya juga caesar, di Rumah Sakit dapat dua puluh empat hari, sempat transfusi darah dua kali. Setelah itu dipulangkan dengan kondisi Arin masih menggunakan selang OGT karena daya hisap untuk menyusuinya lemah. " katanya.
Sepulang lahiran, Arin jadi harus rutin kontrol ke rumah sakit
"Pernah waktu itu Arin tidak mau menyusui selama beberapa hari, akhirnya saya bawa ke Rumah Sakit lagi, setelah di rawat beberapa hari akhirnya Arin bisa lepas selang OGT, dan sudah bisa menyusu lewat botol langsung. Setelah itu kembali pulang ke rumah" terangnya.
Lanjut Inten, 12 hari di rumah, kemudian anaknya mengalami kejang-kejang, akhirnya dibawa kembali ke rumah sakit.
" Tiba-tiba Arin kejang-kejang, saya sempat panik, terus langsung di bawa ke Rumah Sakit Sekarwangi lagi." tambahnya.
Dilakukan transfusi darah dan pengecekan dengan CT Scan, Arin di ruangan Medical Intensif Care Unit (MICU) akhirnya divonis menderita Hidrosefalus.
"Lima hari dirawat inap, minggu sore pulang, senin paginya anak kembali kejang, langsung dibawa ke IGD lagi, dirawat lagi dua minggu, transfusi darah lagi satu kali, terus dilakukan pengecekan CT SCAN, dan ternyata hasilnya anakku ada penumpukan cairan di otak." terangnya.
Untuk biaya Arin selama di rumah sakit, biaya pengobatan di cover BPJS, tetapi untuk keperluan perlengkapan bayi, biaya transportasi, biaya sehari-hari untuk menunggu bayi, dan lain-lain mereka kesulitan.
"Sehari bisa sampai 100 ribu bahkan lebih, yang terasa berat buat kami itu harga susu formula yg disarankan dokter, , kita beli di kimia farma harganya 359 ribu." keluhnya.
Menurut Inten, biaya pengobatan Arin dinilai sangat mahal, pasalnya untuk kebutuhan sehari-hari saja sudah pas-pasan karena sang suami bekerja sebagai buruh harian.
"Untuk menangani kesulitan biaya keseharian di rumah sakit, dan jaga-jaga kalau-kalau ada obat yang harus beli diluar, saya sampe jual handphone." terangnya.
"Saat gak punya uang buat beli popok bayi suami sampai ngutang di aplikasi akulaku,
sempet pinjem sodara, pernah kepikiran untuk ambil pinjaman online, tapi takut, jadi diurungkan niatnya, sebisa-bisa jangan sampai terjerat pinjol." katanya.
Inten berharap ada bantuan dari para dermawan untuk biaya pengobatan anak kesayangannya itu. *(Red).