PASUNDAN POST ■ Kebutuhan daging sapi Jawa Barat (Jabar) per tahun mencapai 193.255 ton atau setara dengan 1.017.138 ekor sapi. Kebutuhan akan bertambah sebesar 18.000 ekor Saat Idul Adha.
Untuk memenuhi kebutuhan daging tersebut, selama ini sebagian besar didatangkan melalui impor, terutama dari Australia. Sehingga harga daging terkadang tidak bisa dikendalikan, karena sangat tergantung dari harga impor.
Untuk mencapai swasembada daging, berbagai upaya terus dilakukan. Salah satunya melalui BUMD Jabar, PT Agro Jabar yang akan memulai bisnis penggemukan sapi potong dari Nusa Tenggara Barat (NTB). Selain untuk memenuhi kebutuhan daging juga nantinya akan mampu mengendalikan harga daging sapi dengan lebih baik.
Kesepakatan kerja sama itu ditandatangani antara PT Agro Jabar dengan PT Gerbang NTB Emas, yang merupakan BUMD milik Pemprov NTB. Kerjasama ditandatangani oleh Dirut Agro Jabar Kurnia Fajar dan Dirut PT Gerbang NTB Emas Samsul Hadi di Kebun Wanaraja, Kabupaten Garut, kemarin.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Sekda Provinsi NTB Lalu Gita Ariadi, ikut menyaksikan penandatanganan kerjasama tersebut.
Pada kerjasama tersebut, PT Agro Jabar pada tahun 2021 akan membeli seribu ekor sapi bakalan.
"Kami akan membeli seribu ekor sapi untuk digemukan di lahan Agro Jabar," ujarnya.
Selain itu PT Agro Jabar juga akan mengembangkan budi daya dan perdagangan lobster. Tahun ini direncanakan akan memproduksi lobster sebanyak 200 kg per minggunya.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan pembelian seribu ekor sapi dari NTB hanya menjadi langkah awal untuk memenuhi kebutuhan daging sapi masyarakat di Jabar.
"Seribu terlalu sedikit, mengingat kebutuhan Jabar sangat tinggi. Selama ini dipenuhi oleh produksi lokal dan impor, " jelasnya.
Kedepan, menurutnya jika kerjasama dengan NTB berjalan dengan baik, maka tidak perlu lagi impor sapi dari Australia.
"Nanti cukup dipenuhi dari produksi lokal dan perdagangan antar provinsi terutama dari NTB," tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur secara simbolis melaksanakan panen jagung hibrida yang dikembangkan PT Agro Jabar. (Hms/R-01)