Pasundan Post ■ Ditengah wabah pandemik Covid-19, banyak masyarakat yang panik dan takut berlebihan. Hal itu akibat derasnya informasi dan juga virus corona yang memang mengerikan.
Melihat situasi tersebut, Kantor Staf Presiden (KSP) membentuk sistem layanan nasional untuk kesehatan jiwa. Ini dilakukan agar masyarakat bisa lebih mengontrolkeadaan semakin baik.
Dan juga tentunya kualitas kesehatan mental masyarakat akibat kehidupan sehari-hari menjadi serba tidak menentu, dengan wabah Covid-19 ini.
“Orang yang mulai terganggu dengan kegelisahan harus didampingi dan dibimbing oleh ahli yang mengerti, sehingga tidak berakhir pada kondisi yang lebih parah. Melebihi masalah akibat virus corona itu sendiri,” tegas Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (purn) Moeldoko dalam siaran persnya, Rabu (22/04/2020).
Konsultasi ini dilakukan untuk mengurangi tingkat stress berlebih di masyarakat akibat informasi corona. Layanan kesehatan jiwa untuk mencegah memburuknya kondisi mental masyarakat.
Dikatakan Moeldoko, masalah kesehatan jiwa selama masa pandemi Corona mendapat perhatian dari Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas.
“Kita seharusnya tidak mengabaikan dampak kesehatan mental dari wabah ini. Ada banyak ketakutan dan kecemasan dan itu dapat mendorong perilaku yang merugikan diri sendiri,” kata Moeldoko.
Moeldoko menjelaskan, layanan kesehatan mental tersebut mencakup tiga langkah strategis yaitu edukasi publik, konsultasi awal dan pendampingan.
Edukasi publik mengenai kesehatan mental kepada publik melalui sarana konten website, press conference di media center, webinar berkala di YouTube Gugus Tugas, SMS Blast dan infografis untuk disebar melalui jaringan WAG serta media sosial.
Sementara, konsultasi awal psikologi dapat diakses publik melalui kanal chatbot, layanan telemedicine, call center dan aplikasi.
“Untuk upaya ini, dibutuhkan Tim Psikologi bertugas menjawab panggilan 24 jam dan perlu ada shift bertugas dari tim psikolog,” papar Moeldoko.
Kemudian, pada upaya pendampingan dilakukan terhadap masyarakat atau pasien yang membutuhkan konsultasi secara berkala. Moeldoko mengajak berbagai pihak untuk dapat berkontribusi bersama dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan jiwa masyarakat di tengah pandemi Corona.
“Untuk tahap (pendampingan) ini dilakukan dengan perjanjian dengan psikologi via telepon atau vicon meeting. Khusus kasus KDRT, HIMPSI dapat bekerja sama dengan Kementerian PPA,” jelas Moeldoko. (Rls)