Oleh: Rakhmad Zailani Kiki
Penulis buku dan artikel Islam, Kepala Divisi Pengkajian dan Pendidikan Jakarta Islamic Centre
Kisah Yuli dan keluarganya di Serang, Banten sedang viral. Kisah tentang dampak nyata wabah virus Corona COVID-19 terhadap rakyat kecil yang bekerja di sektor informal atau pekerja harian, buruh serabutan.
Diberitakan oleh merdeka.com, Yuli dan sekeluarga, warga Kelurahan Lontar baru, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten dalam beberapa hari belakangan terpaksa harus menahan lapar karena tak mampu membeli beras. Keluarga miskin ini terpaksa hanya meminum air galon untuk mengisi perut mereka.
Yuli menceritakan, sejak virus corona mewabah, sang suami yang sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan, sudah mulai kesulitan memenuhi kebutuhan keluarga.Bahkan sejak Kamis (16/4), Yuli bersama suami dan keempat anaknya benar-benar tidak bisa makan. Untuk menahan rasa laparnya, mereka hanya minum air galon isi ulang. Yuli sudah lapor ke RT-nya, tapi memang bantuan sembako dari pemerintah pusat maupun daerah belum datang.
Kisah Yuli dan keluarganya ini adalah salah satu kasus saja, masih banyak orang-orang yang sudah kelaparan karena wabah virus Corona COVID-19 yang belum terekspos. Kita yang masih bisa berbagi makanan jangan menunggu atau hanya sebatas membaca berita orang-orang sepeti Yuli dan keluarganya ini hidup dan mati dalam kelaparan. Mari kita bergerak, cari yang lapar dan beri mereka makan, semampu kita! Terlebih amal memberi makan ini memiliki keutaaman yang luar biasa dalam Islam. Hadits dari Hudzaifah RA yang berkata, telah bersabda Rasulullah SAW, “Barangsiapa yang diakhiri (hidupnya) dengan memberi makan kepada orang miskin dalam rangka mencari keridhaan Allah Azza wa Jalla, maka ia akan masuk surga. Barangsiapa yang diakhiri (hidupnya) dengan berpuasa satu hari dalam rangka mencari keridhaan Allah Azza wa Jalla, maka ia akan masuk surga. Barangsiapa yang diakhiri hidupnya dengan ucapan ‘Laa ilaaha illallah’ dalam rangka mencari keridhaan Allah Azza wa Jalla, maka ia akan masuk surga”. (HR Abu Nu’aim dan Ahmad).
Dan dikarenakan amalan memberi makan ini, seorang ulama terkemuka yang sangat terkenal dengan kezuhudannya, Syekh Abdul Qadir al-Jailani berkata, “Aku telah meneliti semua amal saleh, dan tidak ada yang melebihi keutamaan amal memberi makan!” ***