PASUNDAN POST ■ Diduga akibat ekosistem terancam, hewan buas di kawasan hutan Karikil Kabupaten Sukabumi mulai masuk ke pemukiman warga. Dalam dua pekan terakhir, macan tutul mulai turun gunung.
Pada Minggu (12/4/2020), warga Desa Cikurutuk, Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi, kembali resah. Sudah hampir dua pekan terakhir ini, pemukimannya kerap didatangi sesosok macan tutul.
Wartawan PR melaporkan, kemungkinan macan turun gunung dan masuk perkampungan untuk mencari makan. Apalagi di sebagian besar kawasan Hutan Karikil kini, terancam penambangan.
"Ekosistem binatang kini telah terganggu. Penambangan di kawasan hutan diperkirakan menjadi penyebab sejumlah binatang buas, termasuk macan turun gunung," kata warga Cireunghas, Dasep Suryana.
Dasep mengatakan, kedatangan binatang buas itu, tidak hanya membuat warga terancam keselamatan jiwanya. Tapi kedatangannya sangat mengancam ternak warga.
"Sudah banyak warga kini kehilangan hewan peliharaannya," katanya.
Kehadiran macan bukan kali ini, hanya kurang dari dua pekan warga di Kampung Sudayajaya Girang, Desa Sukajaya, Kecamatan/Kabupaten Sukabumi, berhasil menangkap binatang tersebut.
Anak macam ditangkap warga persis di areal pembibitan kandang ayam. Namun nasib tidak bisa tertolong, binatang liar mati, setelah dievakuasi ke Taman Safari Indonesia.
Anak macan itu, diduga kelaparan dan mengalami dehidrasi kendati berbagai upaya penyelamatan dilakukan warga dan tim medis.
Anak macan berjenis kelamin jantan berusia di bawah satu tahun mati, dalam penanganan dan perawatan tim medis.
Kepala Bidang KSDA Wilayah I Bogor Lana Sari mengatakan berbagai langkah Penyelamatan dilakukan petugas di Kantor Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Bidang Sukabumi telah berusaha keras. Tapi penyelamatkan nyawa anak macam tersebut tidak berhasil
"Anak macam tersebut mati. Padahal tim medis telah berusaha menyelamatkan nyawanya. Kondisi anak macan tutul sudah lemah saat dievakuasi,"katanya.
Ketua Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin) Sukabumi, Hanafie Zain mengatakan Fenomena kehadiran binatang masuk pemukiman warga diduga kuat habitat terganggu oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
"Sehingga warga di sekitar kawasan hutan Karikil kini dibuat was-was. Setiap hari warga disana melakukan ronda untuk menangkap hewan buas tersebut,” katanya.
Hanafi mengatakan binatang turun gunung tidak hanya sendiri. Mereka turun gunung secara bergerombol saat memasuki pemukiman warga.
"Bahkan berdasarkan laporan dari warga setempat hewan buas tersebut, telah turun gunung dan memasuki pemukiman penduduk dengan membawa tiga ekor anaknya," katanya.
Sumber: PR