PASUNDAN POST ■ Guna mencegah wabah Corona, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta kepala sekolah memperbanyak fasilitas mencuci tangan beserta sabun pembersih di sekolah.
Selain itu, Gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini memberi arahan agar mengintensifkan kerja bakti di lingkungan sekolah ditambah penyemprotan disinfektan sebagai upaya pencegahan virus corona (Covid-19).
"Kami juga meminta kepala Disdik (Dinas Pendidikan) agar para kepala sekolah meningkatkan gerakan hidup bersih dan sehat di sekolah, seperti rajin mencuci tangan bagi siswa, guru, dan penghuni sekolah lainnya, menjaga kesehatan tubuh dengan makanan bergizi dan minum vitamin, serta rajin berolah raga," katanya, pada Selasa (10/3/2020).
Dalam rakor sebelumnya, Gubernur telah memberi arahan kepada 27 kepala dinas pendidikan kabupaten/kota dalam rapat koordinasi di kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jabar di Kota Bandung.
Rakor itu digelar agar langkah yang diambil Disdik kabupaten/kota seirama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang memang bersumber dari protokol penanganan virus corona pemerintah pusat.
Pada rapat tersebut Kang Emil juga memberikan sejumlah langkah pencegahan penularan COVID-19.
"Kami harap di daerah tidak ada lagi keputusan mahiwal atau beda sendiri tanpa sebuah kesepahaman. Saya ingin mendengar sekolah-sekolah dalam kendali bapak/ibu (kepala Disdik) melakukan gotong royong, pembersihan-pembersihan. Jadi, kita ada respons positif," ujarnya.
Selain pencegahan pertama, Kang Emil juga menginstruksikan seluruh kepala dinas agar sekolah proaktif mengedukasi siswa dan orang tua, terutama yang berkaitan dengan status kesehatan COVID-19 yang sering menimbulkan kesalahpahaman.
Ia mencontohkan dua kategori pasien Covid-19, yaitu orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP). ODP merujuk pada orang dengan sejarah interaksi dengan orang yang positif corona atau pernah berkunjung ke negara terpapar corona, tapi masih sehat dan tidak masuk rumah sakit.
“Lalu ada pasien dalam pengawasan (PDP). Orang ini masuk rumah sakit atau 'suspect', nanti hasil tesnya si orang dalam pengawasan ini bisa positif atau negatif,” imbuhnya. (Bid/ANT/R)