Pasundan Post ■ Pasca menyusul viralnya sebuah video tawuran antara pelajar Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Cicurug, Sukabumi mengundang keprihatinan sejumlah pihak.
Sejak kemarin, dunia medsos di Sukabumi dibanjiri rasa keprihatinan yang amat dalam menyikapi fenomena itu.
"Sepertinya ada sesuatu yang hilang terhadap marwah moralitas anak didik kita saat ini. Tentu ini miris sekali, saat kondisi negara tengah kepayahan soal ekonomi, nilai-nilai moralitas anak bangsa juga kian terpuruk," papar Drs Efendy Ghazali S.Ag, mentor study Inapro School, hari ini (27/2).
Menurutnya, gradasi moral siswa yang melanda Sukabumi sebenarnya tidak cukup hanya dengan himbauan-himbauan saja. Para pemangku jabatan di daerah ini kudu guyup dan bertemu guna memecahkan persoalan tersebut.
"Ini masalah yang serius, kalau tak cepat-cepat ditanggapi maka soal tawuran akan menjadi "lagu wajib" setiap hari," katanya.
Dalam hal ini, imbuh Effendy, tak cukup hanya menyerahkan persoalan tersebut pada aparat kepolisian dan para guru di Sekolah.
"Bupati memiliki kewenangan untuk mengumpulkan semua elemen terkait, dan jika ada kesungguhan dari semua pihak, saya yakin persoalan itu bisa diatasi," ungkapnya.
Seperti diwartakan sebelumnya, telah beredar Video berdurasi 36 detik yang menyebar melalui berbagai media, salah satunya melalui pesan instan WhatsApp.
Dalam video itu beberapa pelajar SD terlihat saling serang dengan pelajar SMP menggunakan senjata tajam seperti cerulit, gir sepeda motor dan sebagainya.
Menurut informasi dalam keterangan video di beberapa grup WhatsApp, duel antar siswa ini terjadi di sekitar Gedung Putih, Jalan Alternatif Purwasari, Desa Purwasari, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi pada Jum'at (21/02/20) lalu.
Menanggapi hal tersebut, Kapolsek Cicurug, Kompol Simin A Wibowo, S.H langsung melakukan tindakan dengan kroscek lokasi kejadian.
Polisi juga mengumpulkan para guru dari sekolah yang muridnya terlibat dalam kejadian itu. Kepada wartawan, ia mengatakan bahwa seluruh aktor (red-pelajar) dalam kejadian itu sudah ditindak oleh gurunya masing-masing.
"Pihak Kepolisian sudah cek lapangan, saya kumpulkan guru dari semua sekolah, dan semua murid yang terlibat itu sudah ditindak oleh gurunya masing-masing," ujarnya kepada wartawan, Rabu (26/02/20).
"Saya juga berencana akan kumpulkan orang tua dari pelajar-pelajar yang terlibat," tambahnya.
Kapolsek berharap tawuran pelajar tidak terulang kembali di wilayah hukumnya, apalagi untuk setingkat pelajar SD. Oleh sebab itu, pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat agar dapat mengawasi anak-anaknya dan para pelajar lainnya sehingga tawuran pelajar tidak terjadi lagi di hari-hari mendatang.
■ R-1/Ilham/PP